
Berikut ini adalah tata cara umroh yang benar beserta bacaan yang dianjurkan:
Persiapan Sebelum Berangkat
Mandi sunnah ihram dan memakai pakaian ihram (laki-laki: 2 kain putih tanpa jahitan, perempuan: pakaian muslimah yang menutup aurat).
Sholat sunnah ihram dua rakaat (jika memungkinkan).
1. Ihram dari Miqot
Urutan tata cara umroh yang pertama yaitu dimulai Ihram dari Miqot (berniat untuk umroh). Miqot adalah batas tempat yang ditentukan Rasulullah untuk memulai niat umroh dan haji.
Tempat Miqat yang ditentukan Rasulullah ada lima, yaitu;
- Bir Ali, tempat Miqat jamaah yang datang dari arah Madinah.
- Yalamlamtempat Miqat jamaah yang datang dari arah Yaman.
- Al Juhfah, tempat Miqat jamaah yang datang dari arah Syam.
- Qornul Manaziltempat Miqat jamaah yang datang dari arah Riyadh.
- Dzatu Irq (Adh Dhoribah) tempat Miqat jamaah yang datang dari arah Irak.
Setelah Sampai Tempat Miqat
Melakukan sholat sunnah Tahiyyatul Masjid. Selain itu, dianjurkan juga untuk shalat sunnah (khusus) dua raka’at sebelum ihram. (Majmu’ Fataawa Ibnu Baaz, 17: 68-69)
Niat Umroh:
Mengucapkan:
لَبَّيْكَ اللّهُمَّ عُمْرَةً
“Labbaika Allahumma ‘umratan”
(aku memenuhi panggilan-Mu untuk menunaikan ibadah umrah). Atau “Nawaitu al-‘umrata lillahi ta‘ala.”
Setelah berniat untuk umroh di Miqat jamaah lansung menuju kota suci Mekah untuk melakukan rangkaian tata cara umroh yang ke-dua.
Jika khawatir tidak dapat menyelesaikan umrah karena sakit atau adanya penghalang lain, maka dibolehkan mengucapkan persyaratan setelah mengucapkan kalimat di atas dengan mengucapkan:
اللَّهُمَّ مَحِلِّي حَيْثُ حَبَسْتَنِي
“Allahumma mahilli haitsu habastani”
(Ya Allah, tempat tahallul di mana saja Engkau menahanku).
Dengan mengucapkan persyaratan ini—baik dalam umrah maupun ketika haji–, jika seseorang terhalang untuk menyempurnakan manasiknya, maka dia diperbolehkan bertahallalul dan tidak wajib membayar dam (menyembelih seekor kambing).
Perjalanan ke Makkah
Sepanjang perjalanan menuju kota suci Mekah para jamaah disunnahkan perbanyak membaca kalimat talbiyah sambil mengeraskan suara bagi laki-laki dan lirih bagi perempuan hingga tiba di Makkah seperti dibawah ini.
Kalimat talbiyah:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَك لَبَّيْكَ ، إنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَك وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَك
“Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan ni’mata, laka wal mulk, laa syariika lak”.
(Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu).
Menuju Masjidil Haram
Masuk Masjidil Haram dengan mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa masuk masjid:
اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.
“Allahummaf-tahlii abwaaba rohmatik”
(Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu).
Sholat Tahiyatul Masjid: Sholat sunnah 2 rakaat setelah masuk Masjidil Haram
Larangan Dalam Masa Ihram
Setelah niat umroh terucap maka dilarangan melakukan mahzhuratul ihram (larangan dalam masa ihram). Berikut ini adalah hal-hal termasuk dalam mahzhuratul ihram yang harus dihindari para jamaah.
- Mencukur rambut dan bulu pada badan
- Memakai wewangian pada badan dan pakaian
- Memotong kuku atau mencabutnya
- Memburu binatang buruan darat
- Menikah, menikahkan dan melamar
- Membuka aurat walaupun didepan muhrimnya
- Mandi dan mencuci tangan menggunakan sabun
- Menutup kepala memakai peci, topi, sorban (bagi laki-laki)
- Memakai alas kaki yang menutupi mata kaki (bagi lagi-laki)
- Rafats (bersetubuh) atau hal-hal yang menimbulkan nafsu syahwat, berbuat fasik, dan berbantah-bantahan.
2. Tawaf (Mengitari Ka’bah)
Urutan tata cara umroh yang ke-dua yaitu Tawaf mengitari Ka’bah sebanyak 7 kali putaran. Tawaf dimulai tepat sejajar dengan Hajar Aswad yang terdapat disalah satu sudut Ka’bah dan berakhir di sudut ini juga.
Ketika akan memulai Tawaf, jamaah melihat ke arah Hajar Aswad sambil melambaikan tangan ke arahnya dengan mengucapkan
بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَر
Bismillahi Aallahu Akbar
Untuk Tawaf di putaran pertama sampai putaran ke tiga dilakukan sambil berlari-lari kecil. Lalu selanjutnya untuk putaran Tawaf ke-empat sampai putaran yang ke tujuh (terakhir) dilakukan dengan berjalan biasa.
Sepanjang Tawaf memperbanyak zikir dan berdoa sesuai keinginan dan kebutuhan masing-masing, kecuali pada saat melintasi antara rukun Yamani dan Hajar Aswad dianjurkan membaca doa sapu jagat membaca,
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar”
(Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka). (QS. Al Baqarah: 201)
Sholat 2 Rakaat di Belakang Maqam Ibrahim
Setelah thawaf, menutup kedua pundaknya, lalu menuju ke makam Ibrahim sambil membaca,
وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
“Wattakhodzu mim maqoomi ibroohiima musholla”
(Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat) (QS. Al Baqarah: 125).
Shalat sunnah thawaf dua raka’at di belakang Maqam Ibrahim, pada rakaat pertama setelah membaca surat Al Fatihah, membaca surat Al Kaafirun dan pada raka’at kedua setelah membaca Al Fatihah, membaca surat Al Ikhlas.
Setelah shalat disunnahkan minum air zam-zam. Sebelum meminum air zam-zam hendaknya membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا وَاسِعًا، وَشِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ
Allahumma inni as’aluka ‘ilman nafi’an, wa rizqan wasi’an, wa shifa’an min kulli da’in
Arti: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang luas, dan kesembuhan dari segala penyakit.”
Kembali ke Hajar Aswad, bertakbir, lalu mengusap dan menciumnya jika hal itu memungkinkan atau mengusapnya atau memberi isyarat kepadanya.
3. Sa’i
Urutan tata cara umroh yang ke-tiga yaitu Sa’i. Sa’i adalah berjalan bolak balik antara bukit Safa dan bukit Marwah sebanyak 7 kali. Kegiatan Sa’i dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwah.
Cara hitung putaran Sa’i:
- dari bukit Safa ke Marwah 1
- dari bukit Marwah ke Safa 2
- dari bukit Safa ke Marwah 3
- dari bukit Marwah ke Safa 4
- dari bukit Safa ke Marwah 5
- dari bukit Marwah ke Safa 6
- dari bukit Safa ke Marwah 7
Jarak antara kedua bukit tersebut kurang lebih 500M. Nah, bagi calon jamaah yang tidak terbiasa berjalan kaki dengan jarak yang lumaian jauh, menjelang berangkat ke Tanah Suci dianjurkan melakukan olaraga ringan secara rutin agar saat melakukan Sa’i nanti kekuatan fisik tetap terjaga dan selalu fit.
Ketika menuju ke Bukit Shafa untuk melaksanakan sa’i umrah dan jika telah mendekati Shafa, membaca QS. Al Baqarah: 158,
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ
Inna Safa Wal Marwata Min Sha’a’irillah, Abda’u Bima Bada’Allah Bihi
Menaiki bukit Shafa, lalu menghadap ke arah Ka’bah hingga melihatnya—jika hal itu memungkinkan—, kemudian membaca:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ (3x)
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
La ilaha illallah wahdahu la sharika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyi wa yumitu wa huwa ‘ala kulli shay’in qadir, La ilaha illallah wahdahu, anjaza wa’dahu, wa nasara ‘abdahu, wa hazamal ahzaba wahdahu
“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. (3x)
Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata. Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian.”
Bacaan ini diulang tiga kali dan berdoa di antara pengulangan-pengulangan itu dengan do’a apa saja yang dikehendaki.
Lalu turun dari Shafa dan berjalan menuju ke Marwah.
Disunnahkan berlari-lari kecil dengan cepat dan sungguh-sungguh di antara dua tanda lampu hijau yang berada di Mas’a (tempat sa’i) bagi laki-laki, lalu berjalan biasa menuju Marwah dan menaikinya.
Setibanya di Marwah, kerjakanlah apa-apa yang dikerjakan di Shafa, yaitu menghadap kiblat, bertakbir, membaca dzikir diatas dan berdo’a dengan do’a apa saja yang dikehendaki, perjalanan (dari Shafa ke Marwah) dihitung satu putaran.
Kemudian turunlah, lalu menuju ke Shafa dengan berjalan di tempat yang ditentukan untuk berjalan dan berlari bagi laki-laki di tempat yang ditentukan untuk berlari, lalu naik ke Shafa dan lakukan seperti semula, dengan demikian terhitung dua putaran.
Lakukanlah hal ini sampai tujuh kali dengan berakhir di Marwah.
Ketika sa’i, tidak ada dzikir-dzikir tertentu, maka boleh berdzikir, berdo’a, atau membaca bacaan-bacaan yang dikehendaki.
Jika menungkinkan dapat membaca do’a ini:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ
“Allahummaghfirli warham wa antal a’azzul akrom”
(Ya Rabbku, ampuni dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa dan Maha Pemurah), tidaklah mengapa karena telah diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud dan ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya mereka membacanya ketika sa’i.
4.Tahallul
Urutan tata cara umroh selanjutnya yaitu Tahalul. Tahalul adalah kegiatan mencukur atau memendekan sebagian rambut kepala dan menjadi akhir dari prosesi kegiatan umroh.
Doa saat tahallul:
اللّهُمَّ اعْطِنِي بِكُلِّ شَعْرَةٍ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Allahumma a’thini Bi Kulli Sya’ratin Nuron Yaumil Qiyamah
5.Tertib
Maksudnya adalah mengerjakan rangkaian tata cara umroh diatas wajib dilakukan secara berurutan. Jadi tidak bisa dengan alasan apapun misalnya setelah Ihram dari Miqat langsung mengerjakan Sa’i lalu kemudian Tawaf.